Melatih Mental Anak Untuk Menghadapi Kegagalan
Melatih Mental Anak Untuk Menghadapi Kegagalan merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 8 Jumadil Akhir 1446 H / 10 Desember 2024 M.
Kajian Tentang Melatih Mental Anak Untuk Menghadapi Kegagalan
1. Melatih untuk Berusaha
Poin pertama adalah melatih untuk menghargai proses. Segala sesuatu harus ditempuh melalui usaha dan ikhtiar, tidak dengan kemalasan. Hal ini perlu ditanamkan terutama kepada anak-anak dan remaja, karena mereka tidak lama lagi akan memasuki dunia yang lebih nyata sebagai manusia dewasa.
Lihat: Menanamkan Konsep Tawakal dan Usaha kepada Remaja
2. Siap Mental Menghadapi Kegagalan
Poin kedua adalah kesiapan mental untuk menghadapi kegagalan. Dalam usaha, kadang hasilnya sesuai harapan, kadang tidak. Gagal, dalam pandangan kita, adalah ketika hasil tidak sesuai dengan yang direncanakan atau bahkan berkebalikan dari harapan.
Kesuksesan sering kita pandang sebagai sesuatu yang berjalan sesuai rencana. Namun, kegagalan dan kesuksesan sebenarnya masuk dalam bagian iman kepada takdir. Kita perlu menanamkan hal ini terutama kepada anak-anak dan remaja.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah menjelaskan hal ini kepada Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘Anhu. Beliau menyampaikan pelajaran penting, salah satunya adalah tentang takdir. Dalam hadits Jibril disebutkan bahwa seorang Muslim harus menerima takdir, baik yang baik maupun yang buruk.
وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ
“Dan engkau beriman kepada takdir, yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)
Lihat: Hadits Arbain Ke 2 – Pengertian Islam, Iman dan Ihsan
Kita harus mempersiapkan diri untuk menerima ketentuan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, baik yang kita sukai maupun yang tidak kita sukai. Menerima takdir yang baik mungkin tidak menjadi masalah besar, karena hampir semua orang bisa melakukannya. Namun, menerima takdir yang buruk, yang pahit, tidak semua orang mampu melakukannya.
Oleh karena itu, perlu ada latihan untuk diri kita, terutama untuk anak-anak, agar mereka bisa menerima kenyataan pahit. Hal-hal yang tidak sejalan dengan harapan adalah bagian dari ujian hidup yang harus diterima dengan sabar dan ikhlas.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kita doa untuk menghadapi berbagai keadaan. Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, ia berkata:
ْ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺇِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻯ ﻣَﺎ ﻳُﺤِﺐُّ ﻗَﺎﻝَ « ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﺑِﻨِﻌْﻤَﺘِﻪِ ﺗَﺘِﻢُّ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕُ » . ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻯ ﻣَﺎ ﻳَﻜْﺮَﻩُ ﻗَﺎﻝَ « ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺣَﺎﻝٍ »
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam apabila mendapati sesuatu yang sesuai dengan apa yang beliau inginkan, beliau membaca: Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat (Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya sempurnalah segala kebaikan.) Dan apabila terjadi sesuatu yang berkebalikan dengan apa yang diinginkan, beliau membaca: Alhamdulillah ‘ala kulli hal (Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan).” (HR Ibnu Majah)
Meskipun manusia sering memandang sesuatu dari sudut pandang terbatas dan menyimpulkan hal itu sebagai buruk, dari ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala belum tentu demikian. Oleh karena itu, kita diajarkan untuk senantiasa bersyukur atas apa pun yang terjadi, baik atau buruk menurut penilaian manusia.
Pelajaran ini juga penting untuk diajarkan kepada anak-anak, terutama remaja. Mereka harus mempersiapkan mental untuk menghadapi kenyataan hidup yang sering kali tidak mudah atau bahkan pahit. Hal ini termasuk menerima kegagalan, yang terkadang dipandang sebagai sesuatu yang buruk secara mutlak. Padahal, jika kita mau merenung, banyak kegagalan yang justru membawa hikmah lebih besar dibandingkan kesuksesan.
Para Nabi pun tidak selalu meraih kemenangan dalam setiap perjuangan. Ada masa mereka kalah, seperti yang terjadi pada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabat dalam Perang Uhud dan Perang Hunain. Kekalahan itu bukan tanpa hikmah. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan pelajaran berharga melalui kekalahan tersebut.
Oleh karena itu, kunci menghadapi kegagalan adalah kemampuan untuk menerimanya. Dengan demikian, kita dapat mengambil hikmah di balik setiap kejadian, termasuk kegagalan. Banyak orang yang gagal kemudian tidak mampu bangkit kembali, karena tidak bisa menerima ujian tersebut.
Ini yang perlu kita latih pada mental remaja, yaitu kesiapan untuk menerima hal-hal yang buruk, bukan hanya yang baik atau menyenangkan sesuai keinginan. Secara fitrah, manusia memang lebih menyukai hal-hal yang menyenangkan. Namun, hidup ini tidak akan berjalan sepenuhnya sesuai dengan apa yang diinginkan. Hanya di surga kelak segala keinginan akan terpenuhi, sementara yang tidak diinginkan tidak akan terjadi. Di dunia, keadaannya berbeda.
Bahkan, para nabi pun diuji dengan hal-hal yang tidak mereka kehendaki. Namun, Allah mentakdirkan itu sebagai pelajaran dan peringatan bagi mereka serta umat manusia agar bisa memetik hikmah di balik setiap kejadian, termasuk kegagalan.
Orang yang tangguh adalah mereka yang mampu bangkit dari kegagalannya. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجِزْ
“Mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan bersikap lemah.” (HR. Muslim)
Ketika sesuatu yang buruk menimpa, janganlah bersikap lemah, tetapi tetaplah kuat. Kekuatan yang dimaksud di sini adalah salah satunya kekuatan keimanan dalam menerima takdir, terutama takdir yang buruk. Tidak semua orang mampu kuat menghadapi takdir yang buruk, dan ini menunjukkan kelemahan iman mereka.
Banyak orang yang terpuruk ketika diuji oleh Allah dengan kegagalan, kekalahan, atau sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang direncanakan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melatih diri, terutama generasi muda, agar memiliki mental yang tangguh dan siap menghadapi kenyataan hidup, baik yang menyenangkan maupun yang tidak diharapkan.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54785-melatih-mental-anak-untuk-menghadapi-kegagalan/